Halaman

Cari Blog Ini

Kamis, 07 Oktober 2010

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

Perkembangan media massa cetak di era reformasi ini sangat pesat. Dihapuskannya Surat Izin Usaha Penerbitan Pers dan dibubarkannya Departemen Penerangan telah membuka peluang luas bagi terbitnya media-media baru, baik surat kabar, tabloid, maupun majalah. Perkembangan dari segi kuantitas ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas, yang menyangkut isi, gaya penyampaian, tampilan (artistik), dan bahasa. Dalam hal bahasa, persoalannya banyak kalangan yang menganggapnya sebagai hal sepele. Kesalahan ejaan masih sering dijumpai, bahkan tidak jarang terjadi kesalahan pilihan kata. Kata-kata yang tidak tepat digunakan dalam konteks yang tidak tepat pula, sehingga bisa menimbulkan salah penafsiran. Demikian pula dalam penggunaan kalimat, masih sering dijumpai kalimat rancu dan kalimat yang berbelit-belit.

Persoalan bahasa sangat penting dalam kerja jurnalistik, karena bahasa merupakan sarana menyampaikan informasi. Informasi tidak akan sampai ke pembaca dengan efektif jika sarana yang digunakan kacau. Bentuk-bentuk kesalahan yang seringkali ditemukan antara lain kesalahan menulis kata, kesalahan membentuk kata berafiks, kesalahan menyusun kalimat, kesalahan dalam kohesi dan koherensi paragraf, kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan menggunakan tanda baca. Pemeriksaan hasil tulisan dengan seksama dapat menunjukkan ada tidaknya kesalahan berbahasa sehingga kesalahan tersebut sedikit demi sedikit dapat dikurangi.

Menurut Tarigan dan Tarigan (1988:68) analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.
Kesalahan berbahasa secara garis besarnya dapat dikategorikan dengan berdasarkan kategori linguistik, pertimbangan mengenai pentingnya dalam pengkomunikasian pesan-pesan, sumber, dan kemudahan koreksi (Tarigan dan Tarigan, 1988: 179).

Ada beberapa bentuk kajian terhadap analisis kesalahan berbahasa dari kategori linguistik yaitu :
-fonologi, yang mencakup ucapan bagi bahasa lesan dan ejaan bagi bahasa tulis
-morfologi, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, perulangan kata
-sintaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat
-leksikon atau pilihan kata (Tarigan dan Tarigan, 1988: 196).

Dalam kegiatan mengoreksi atau memperbaiki kesalahan bahasa dapat digunakan berbagai teknik yaitu teknik koreksi langsung dan tidak langsung. Pada teknik koreksi langsung, guru memperbaiki kesalahan yang terdapat pada karangan yang dibuat oleh para pelajar kemudian menyuruh mereka untuk menulis kembali karangannya dengan memasukkan semua perbaikan tersebut. Sedangkan pada teknik tidak langsung, lokasi kesalahan dinyatakan dengan berbagai simbol misalnya yang salah eja digarisbawahi, kosakata yang tidak tepat pemakaiannya dikurung dengan lingkaran, kata-kata yang terasa kurang atau hilang diberi tanda panah, atau frasa yang membingungkan diberi tanda tanya. Selanjutnya pada teknik tidak langsung ini, para pelajar diberi kesempatan untuk menginterpretasikan kode-kode tersebut, memperbaiki kesalahan sendiri, dan kemudian menulis kembali karangan atau esai tersebut(Tarigan dan Tarigan, 1988: 190).

Mari belajar menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Namun, untuk dapat memulai menggunakannya dengan baik perlu diawali dengan keberanian untuk menulis terlebih dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar