Halaman

Cari Blog Ini

Senin, 04 Oktober 2010

TERIMA KASIH ATAS BERIBU CINTA UNTUKKU

Telah 32 tahun aku merdeka dari rahim ibunda tercinta. Banyak hal yang terlewatkan, sedang dilewati, dan akan dilewati. Sedikit refleksi membawaku memahami makna sang waktu.

INDAHNYA CINTA WAKTU BELIA
Tinggal dalam keluarga yang super disiplin. Rajin. Tepat waktu. Jujur. Patuh. Hormat. Rukun. Di sebuah rumah kecil bercat hijau dan bertembokkan pohon ’teh-tehan’. Waktu adalah perguliran detik yang sangat padat, jelas, pasti, dan tak terbantahkan.
Dari bangun pagi, sekolah, pulang sekolah, main, tidur siang wajib, belajar sore, nonton tv, dan doa malam. Sering kena omelan gara-gara membantah yang tak terbantahkan.Ulang tahun?? Hmmm tersedia menu istimewa. Ayam panggang, tumpeng, dan ’gudangan’. Dimakan ketika siang hari sepulang sekolah. Ahhh, tak sabar rasanya menanti saat itu. Duduk bersama di ruang makan. Berdoa. Tiup lilin. Potong tumpeng. Trus serbuuuu....
KETIKA CINTA BERTUMBUH DI MUNTILAN
Selepas SMP mulailah beranjak remaja. Perubahan pubertas diiringi perpindahan nuansa baru. Berpindah ruang dan waktu ke lingkungan baru. Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan. Keluarga baru yang begitu kompleks. Ada beratus teman dari 25 propinsi Indonesia. Bersama mengadu ilmu dan berbagi. Air mata, senyum, pertengkaran, dan gelak tertawa. Bersama-sama belajar dalam iringan detik waktu yang ’agak’ bisa dibantah. (Dengan catatan: asal tidak ketahuan pasti selamat).
Dari bangun pagi, doa pagi, makan pagi, sekolah, tidur siang, belajar sore sampai malam, doa malam. Tanpa televisi. Tanpa telepon. Tanpa radio.
Ulang tahun??
Wah heboh!! Mulai dari dikerjain teman-teman satu unit, satu kelas, sampai satu sekolahan. Berdandan dengan cara yang heboh. Dikucir banyak rambutnya. Diguyur air. Diacak-acak lemarinya. Ha ha ha. Rasanya deg-deg sir kalo mau ultah. Seraya merasa geer dan bertanya-tanya apa yang akan terjadi esok hari. Ketika malam hari, hmmm begitu syahdu mendengar namaku disebut dalam doa bersama.

SAAT CINTA BERGULIR DI YOGYAKARTA
Dunia yang mulai dapat dibantah. Waktu bergulir berdasar apa yang aku mau. Meski tetap ada panduan dalam bertindak. Serasa lebih bebas untuk mengatur hidup. Kedisiplinan kemudian terasa menjadi bagian dari diriku sendiri. Tak ada orang yang mengatur. Tak ada orang yang memerintah. Yang ada adalah pilihan untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik. Mengemban cita-cita untuk berbuat yang terbaik. Maka pilihan untuk berbuat apapun adalah benar-benar pilihan yang merdeka.
Ulang tahun??
Teman-teman kost pun ikutan heboh. Kamar diacak-acak. Diguyur air pula. Teman-teman kampus mulai berontak minta makan-makan. Lalu telepon berdering. Salam dan doa dari rumah, sahabat, saudara pun mengalir deras.

SAAT CINTA MENEMUKAN TEMPATNYA KINI
Waooo, maaf....lompatan yang terlalu jauh untuk membuat refleksi.
Dalam wacana lokal. Keluarga kami sangatlah sederhana. Saat ada yang ultah ada lilin kecil yang dinyalakan. Seraya terkantuk-kantuk karena menunggu tengah malam. Duduk semua anggota keluarga. Lalu berdoa. Menu istimewanya adalah sate ayam Mbak Ratmi. Menu yang setia menemani sendau gurau kami.
Dalam wacana keluarga yang sangat meng-global. Tak terbatas oleh ruang dan waktu. Ya... dalam gerak dunia maya. Ultah menjadi sarana bertemu. Sarana berbagi. Saling menyapa dan mencolek. Saling mendoakan. Terkirim beraneka macam doa yang begitu indah. Terjalin beribu kenangan yang menguatkan. Teriring salam dalam beribu ragam bahasa. Terbalut beribu cinta.

BERIBU CINTA DALAM SECUIL DOA
Terima kasih atas beribu cinta untukku. Ternyata kekuatan doa-lah yang tak pernah lekang dari waktu. Selalu mengiringi kemanapun aku melangkah. Bahkan di saat aku tak peduli dengan doa. Masih ada yang setia bertekun dalam mendoakanku. Puji Syukur atas segala berkat yang melimpah. Selalu berharap bahwa rahmat yang melimpah ini jadi sumber dari segala langkah untuk berbagi. Jadi sumber tenaga bagi jiwa-jiwa yang dahaga. Berkati kami Ya Tuhan dengan aliran cinta-Mu. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar