Halaman

Cari Blog Ini

Rabu, 17 November 2010

ANAK DAN GEREJAKU DALAM PERGULATAN ZAMAN

(dalam rangka ultah anakku dan ultah Paroki Santo Yusuf Baturetno Wonogiri)

ANAKKU MENYONGSONG ZAMAN

Tanggal 16 Oktober 2010. Anakku, Gabriella Mahatva Mayangrum Elans (Yayang) sampai pada langkah kesembilan tahunnya. Tak terasa memang. Sembilan tahun yang lalu aku bergulat dengan maut. Menjadi tangan panjang dari kebesaran Ilahi. Ambil bagian dalam menghadirkan sosok kecil tak berdosa. Hadirnya membawa keceriaan bagi banyak orang. Teringat di malam kelahiran Yayang, ada kejadian yang menguras daya. Dari tali pusatnya keluar darah yang lumayan menggetarkan dada yang melihatnya. Berlarilah adikku (Christine Yulianita) untuk mencari pertolongan. Tanpa disadari ada gerakan yang tiba-tiba muncul seketika untuk bertindak. Hasilnya kelegaan yang luar biasa. Atau tepatnya bahagia.

Satu demi satu detik, menit, jam, hari, minggu sampai dengan tahun terlewati bersama. Kulihat, kunikmati, kurasakan betapa anakku beranjak menyongsong zaman. Dulu ketika masa kelahirannya, media komunikasi masih menjadi barang mewah. Sekarang, semakin murah harga sebuah teknologi. Namun, ada sisi menarik dibalik mahal atau murahnya teknologi komunikasi. Yaitu pada kualitas hubungan antarpribadi yang mulai bertransformasi. Komunikasi antarpribadi menjadi semakin mahal. Orang lebih mudah untuk menjadi lebih autis. Asyik dengan dirinya sendiri. Sibuk mengurus dirinya sendiri. Dengan alasan yang ”seakan” tepat yaitu memenuhi tuntutan kebutuhan hidup.

Ada sebersit keraguan yang muncul. Mampukah aku membawa anakku menyongsong zaman? Mampukah aku mempersiapkannya hadapi masa depan? Mampukah aku memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk aktualisasi dirinya?

GEREJAKU MENGIRINGI ZAMAN

Tanggal 16 Oktober 2010. Perayaan ulang tahun Paroki Santo Yusup Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah. Ultah ke-72. Perjalanan panjang. Dimulai sejak tahun 1929. Dirintis oleh Ny. Bernadette Swie Tjin Hong (Mak Hong). Rumah Mak Hong menjadi tempat belajar agama Katolik dan tempat singgah para Pastur yang berkunjung ke Baturetno. Melihat perkembangan umat awal di Baturetno dan sekitarnya yang berbasis di Baturetno, Nguntoronadi, dan Ngrejo, Tirtomoyo, Romo Mgr P.J. Willekens 16 Oktober 1938 berkenan memberkati Gereja Baturetno. Gereja tersebut didirikan di atas tanah milik Tiong lng.

Era penjajahan dan proklamasi menjadi bagian dari rangkaian perjalanan kehidupan menggereja. Singkat cerita terjadi perkembangan umat Katolik. Pada tahun 1968, Stasi Wonogiri berdiri menjadi Paroki. Lalu April 1994, Romo A. Priyambono, Pr. selaku Romo Vikep Surakarta berkenan memberkati dan meresmikan Gereja Santo Ignatius Danan, Giriwoyo sebagai Paroki Administratif. Paroki baru ini dikepalai oleh Romo H.P. Bratasudarma, SJ dengan menggembalakan umat lebih dari 2000. Mulai tanggal 31 Juli 1998 Paroki Danan menjadi Paroki mandiri. Peresmian Paroki Danan dilaksanakan oleh Uskup Ignatius Suharya,Pr pada tanggal 24 Agustus 1998.

Kelahiran demi kelahiran paroki muncul dalam perkembangan kehidupan menggereja. Di sisi lain, kehidupan menggereja pun tertempa oleh arus zaman. Yang mau tak mau harus mengglobal juga. Gereja menjadi bagian dari rangkaian transformasi umat. Dulu sendika dhawuh, sekarang ogah-ogahan. Dulu beradu pandang dalam komunitas secara intens, sekarang cukup dengan SMS saja. Dulu banyak penggerak, sekarang minim penggerak. Dulu banyak kaum muda, sekarang tinggal yang tua-tua. Dulu sangat kaku, sekarang lebih fleksibel dan kreatif.

Mencuat juga sedikit kekhawatiran. Mampukah gerejaku menghadapi arus zaman? Mampukah gerejaku teguh dalam mengantar umat setia dalam iman?

DARI MASALAH MUNCUL KEKUATAN

Merunut perjalanan hidup anakku. Ada saat tiba-tiba muncul masalah. Lalu tiba-tiba pula muncul kekuatan. Dari kegalauan muncul kesadaran untuk bertindak. Dengan segala macam cara. Berjalan, melompat, bahkan berlari secepat kilat.

Merujuk perjalanan hidup menggereja. Ada saat kegelapan lalu tiba-tiba muncul gerakan. Dari yang semula hanya satu paroki lalu bertumbuh menjadi tiga paroki.

Keduanya menggambarkan bahwa tidak pernah ada gambar atau maket yang jelas, pasti, nyata, tepat, dan benar-benar pas. Tidak ada yang benar-benar dapat meramalkan apa yang bakalan terjadi di masa sekarang ataupun yang akan datang. Serasa mengalir begitu saja. Serta merta kejadian terangkai seiring perguliran waktu. Beradaptasi, bertransformasi, berkreasi, bertumbuh, dan berkembang.

Maka kemudian, kekhawatiranku menjadi patut untuk dihentikan. Diletakkan dalam kerangka untuk waspada dalam bertindak. Bukan jadi tembok penghalang langkah maju ke depan.

BERSAHABAT DENGAN ANAK DAN GEREJAKU

Banyak jawab atas kekhawatiran. Salah satu jawabannya berada disini dan sekarang. Menjadi sahabat bagi anak dan gereja.

Bersahabat dengan anakku :

ü Aku memilih untuk bersahabat dengan anakku.

ü Aku memilih waktu yang berkualitas dalam berelasi dengan anakku.

ü Aku memilih menjadi teladan.

ü Aku memilih melakukan yang terbaik.

Bersahabat dengan gerejaku:

ü Aku memilih mengambil tanggung jawab.

ü Aku memilih terlibat dalam tugas tatalaksana misa.

ü Aku memilih menerima komuni sebagai penyegar jiwa.

ü Aku memilih memilih bacaan yang baik bagi rohaniku.

Masih banyak pilihan lain yang bisa diambil. Kiranya perjalanan hidup anakku menyongsong zaman akan diiringi juga oleh perjalanan hidup menggereja. Bagaimana dengan anakmu? Bagaimana dengan gerejamu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar