Halaman

Cari Blog Ini

Kamis, 16 September 2010

JENUH? BETE? BAD MOOD?

Ada suatu saat kejenuhan datang. Jenuh di rumah. Jenuh di kantor. Jenuh di jalan. Jenuh karena pekerjaan. Jenuh karena banyak masalah keluarga. Jenuh karena tidak ada hiburan. Jenuh karena tak ada sahabat yang asyik. Banyak alasan untuk jadi jenuh.

Seringkali jawaban terhadap kejenuhan adalah keluar. Keluar main. Keluar jalan-jalan. Keluar bertemu dengan orang-orang baru. Keluar cari hiburan baru. Solusi kejenuhan berkorelasi akrab dengan KELUAR dan CARI YANG BARU.
BAGAIMANA KEJENUHAN TERJADI?
Menurut ilmu kima, jenuh merujuk pada kondisi percampuran antara dua zat. Suatu larutan disebut jenuh jika ada jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut mencapai kesetimbangan (wikipedia).
Justru kejenuhan terjadi ketika ada kesetimbangan.
Setimbang = Jenuh.
Setimbang dalam kerangka hidup manusia adalah situasi yang menyebabkan terjadinya keadaan yang rutin. Terus-menerus. Konstan. Tidak berubah. Misalnya saja: pekerjaan yang itu-itu saja. Teman yang itu-itu saja. Atau suasana hati yang itu-itu saja. Bahkan masalah yang itu-itu saja.

KAPAN KEJENUHAN MUNCUL?
Kejenuhan bisa muncul tiba-tiba. Bisa dalam jangka panjang, menengah, bahkan sangat singkat. Dalam hitungan detik pun bisa. Ketika mengeluh ”Ahhhh!” dengan nafas panjang. Bisa jadi si jenuh datang.

KAPAN KEJENUHAN PERGI?
Tiba-tiba datang tiba-tiba pula bisa pergi. Kejenuhan tanpa disadari tiba-tiba pergi. Dengan sebuah SENYUM di bibir, jenuh bisa pergi. Tapi ada juga kok nggak mau pergi. Sudah diusir dengan segudang kegiatan yang baru, dengan teman yang baru, dengan suasana yang baru. Tapi nekat aja dia. Tetap ada kejenuhan itu.

BERSAHABAT DENGAN KEJENUHAN
Kejenuhan bukan untuk diusir pergi. Bukan pula untuk dihindari. Apalagi untuk dianggap tidak ada. Diajak bersahabat saja. BUKAN LARI dari kejenuhan tapi masuk lebih dalam lagi.
Misal: jenuh karena tidak ada teman.
Hmmm mari masuk lebih dalam ke dalam kejenuhan itu. Teman bagaimana yang biasanya kita cari? 
Ahaaa tidak sembarang teman, bukan? Teman yang mau mengerti kita. Teman yang mencintai kita apa adanya. Teman yang mau menghargai kita. Teman yang mau menemani kita. Teman yang mau mendengarkan kita. Teman yang mau menemani.
Intinya : teman yang mau penuhi KEEGOISAN kita.
Ini bukan sesuatu yang salah. Karena masalahnya, bukan benar atau salah. Lebih mudah untuk mengatasi ketika kita menyadari darimana datangnya kejenuhan.  
JENUH bukan dari sesuatu yang berasal dari luar diri kita. Tapi dari dalam diri kita sendiri. Sehingga solusinya bukan dengan menyalahkan orang lain. Menyalahkan masalah. Menyalahkan keluarga. Menyalahkan suasana. Tapi menjelajah lebih dalam ke dalam diri kita.

Apa yang membuat kita asyik bersahabat dengan kejenuhan?
Jawabannya setiap orang sebenarnya sudah tahu. Hanya menegaskan saja.
Dengan menikmati setiap waktu yang kita alami saat ini. Membuka pikiran akan hal-hal baru yang biasa terjadi. Mencari ke dalam diri kita sendiri. Menggugah semangat akan mimpi-mimpi yang pernah muncul. Mewujudkan mimpi-mimpi itu. Memulai harapan yang pernah ada. Melakukan hal yang paling sederhana. Mengerjakan dari yang paling mudah.

Kejenuhan dapat jadi energi yang luar biasa. Inovasi, kreativitas, keberanian, ketelatenan, semangat, dan banyak hal positif muncul dari kejenuhan. Yuks bersahabat dengan jenuh, bete atau bad mood. Nikmati saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar